Islam masuk ke Indonesia sendiri sudah terbilang cukup lama untuk meluruskan keyakinan masyarakat pada waktu itu. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya masjid pada zaman penjajahan di Indonesia sebagai tempat peribadatan sekaligus mempersiapkan para pembela negara.
Masjid Pada Zaman Penjajahan di Indonesia
Pada masa penjajahan, sudah terdapat beberapa masjid yang didirikan oleh para ulama sebagai pusat persebaran agama Islam serta menggembleng para santri agar memiliki bekal melawan penjajah. Meskipun sudah cukup lama, namun sampai saat ini masih terawat dengan baik. Berikut ulasannya:
Masjid Perjuangan Al-Musthofa, Garut
Berdiri sejak 1925, menjadikannya salah satu masjid yang menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat di Wilayah Garut, Jawa Barat. Pembangunan pertama kalinya di bawah kepemimpinan KH. Mustofa Kamil yang juga sebagai tokoh pejuang kemerdekaan pada waktu itu.
Tujuan pembangunan masjid tersebut selain untuk menjalankan ibadah, juga sebagai bentuk perlawanan terhadap kekejaman penjajahan Belanda. Penyebabnya adalah pada waktu itu beliau menganggap jika pola pengajaran di Masjid Agung Garut pro penjajah.
Masjid Sabilillah, Malang
Tempat ibadah umat Islam yang berdiri di jalan masuk menuju Kota Malang tepatnya di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur menjadi saksi perlawanan pada 10 November. Di bawah pimpinan KH. Zainul Arifin dan Hizbullah Masykur, Laskar Sabilillah berjuang memukul mundur Belanda.
Pada 10 November memang di Surabaya tengah berkobar peperangan dengan tentara Belanda yag ingin kembali menguasai Indonesia. Oleh sebab iu seluruh pejuang kemerdekaan berusaha untuk melakukan perlawanan termasuk para kiai dan santri di Malang.
Masjid Raya Baiturrahman, Aceh
Selain sebagai ikon Aceh, Masjid Raya Baiturrahman sendiri juga memiliki jam digital masjid nan nilai historis cukup kental. Dahulunya bahkan masjid ini pernah belanda hancurkan tepatnya pada 10 April 1873. Akibatnya memunculkan sebuah perlawanan masyarakat Aceh.
Demikian penjelasan mengenai masjid pada zaman penjajahan di Indonesia yang menjadi saksi bisu perjuangan perjuangan masyarakat pada masa lalu. Meskipun pembangunannya sudah cukup lama, namun sampai saat ini sebagian besar masih layak.